Pelalawan (SekataNews.com) - Perkumpulan Anak Keponakan Melayu (PAKM) menyatakan mendukung kinerja Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH) yang terdiri dari gabungan sepuluh (10) instansi berpengaruh di Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam hal ini PAKM memperyanyakan hasil dari esksekusi lahan TNTN saat simbolis penanaman kayu alam di kawasan TNTN beberapa waktu lalu.
"Seminggu sudah setelah penanaman simbolis yang dilakukan oleh satgas PKH dalam upaya merebut kembali Tanam Nasional Teso Nilo (TNTN). Namun sampai saat ini masyarakat terutama masyarakat tempatan masih menunggu dan bertanya tanya apa sebenarnya target utama dari satgas PKH, apa hanya sebagai simbolis dan rilis media bahwa TNTN telah direbut kembali atau memang segala pernyataan tim satgas terkait TNTN akan benar-benar dilaksanakan," kata ketua PAKM Tomi, menanyakan.
"Hingga hari, kami melihat satgas PKH tidak serius menegakkan hukum terhadap cukong cukong dan toke toke yang sudah disebutkan bahwa mereka memiliki lahan puluhan bahkan ratusan Hektar di TNTN," tambahnya.
Menurut Tomi Gondai, sapaannya ini menyatakan pihaknya meminta transparansi dalam penindakan setiap.langkah tim Satgas PKH, baik itu langkah eksekusi maupun tindak lanjut hukum.
"Kami juga menyoroti bahwa satgas PKH sejauh ini hanya menyasar petani kecil dan tidak menyentuh cukong cukong besar. Kami mendorong satgas melakukan penegakan hukum terhadap pemain besar dan pihak-pihak yang terlibat. Tunjukkan ke publik bahwa satgas benar-benar serius," bebernya
Ia tak menampik, bagi warga TNTN yang telah terlanjur, mungkin solusi terbaik buat relokasi mendiri, sangat bangus dan efisien, akan tetapi dalang dari awal dirambah, banyak korban selain negara dalam hal ini, oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.
"Disisi lain Kami juga prihatin den bersedih melihat masyarakat dan petani kecil disana karena pada dasarnya mereka juga korban dari kejahatan yang kami yakini sudah sangat terstruktur dan berjalan puluhan tahun sehingga hari ini hutan TNTN hanya tersisah 1/4 bagian dari keseluruhan luasnya. Kami meminta agar hak-hak masyarakat disana tetap dilindungi, bagaimana mereka juga bagian dari negara ini, pewaris sah Republik Indonesia," timpalnya lagi.
Diterangan Tomi Gondai, Negara tidak boleh kalah, namun pernyataan tersebut bukan berarti negara harus menang melawan petani kecil. Mereka juga korban dan mereka bagian tak terpisahkan dari negara ini.
"Kalau memang disana ada cukong-cukong dan toke -toke pemain besar mafia-mafia yang merambah hutan TNTN, kami menunggu penegakan hukum terhadap mereka," tegasnya berharap, kepada SekataNews.com.***