Pekanbaru (SekataNews.com) - Dua mahasiswa Pelalawan sampaikan kekecewaan kepada Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid, atas tidak adanya kepedulian terhadap banjir yang menimpa sejumlah wilayah Kabupaten Pelalawan. Kekecewaan ini disampaikan mahasiswa Pelalawan melalui karton yang bertajuk "Riau Bermarwah, Pelalawan Berkuah."
"Terjadinya banjir di kabupaten pelalawan ini dulu dalam kurun waktu lima tahun hanya sebanyak satu kali. Akan tetapi dua tahun belakangan ini kami mengalami nya dalam kurun waktu setahun sebanyak sekali banjir, bahkan kini terjadi di tahun 2025 dengan jarak dua bulan sekali," kata Rorin Ardiansyah.
Kekecewaan itu disampaikan mahasiswa asal pesisir Pelalawan yang terkena langsung dampak banjir tersebut. Pasalnya menurut Rorin, sapaannya, itu sudah sering terjadi babjir dalam rentang waktu yang tidak seperti biasanya terjadi.
"Hal ini tidak hanya berdampak terhadap perekonomian masyarakat saja. Akan tetapi ini juga berdampak kepada akses pendidikan anak hingga kesehatan masyarakat," ungkapnya.
Ditambahkannya, mereka meminta dengan tegas kepada Gubri Abdul Wahid, untuk mengusut tuntas terkait Pengelolaan dan Manajemen PLTA Koto Panjang yang dinilai tidak bekerja dengan baik.
"Kami minta Gubri Abdul Wahid untuk tidak diam dengan yang saat ini terjadi di Pelalawan. Kemudian kami minta Gubri untuk mengusut tuntas terkait pengelolaan dan manajemen PLTA Koto Panjang yang menurut kami tidak lagi bekerja dengan baik," tegas aktivis yang malang melintang berdemo itu.
"Jika aspirasi kami ini tidak didengar maka kami akan melakukan aksi besar-besaran bersama masyarakat Kab. Pelalawan untuk menyampaikan ini kepada Gubri Abdul Wahid, jika perlu kami akan blokade kantor Gubri ini," pungkasnya mengakhiri, kepada SekataNews.com.***